Senin, 14 Maret 2016

Alasan Gibran Memberikan Nama Anaknya : Jan Ethes Srinarendra

Ini sedikit pendapat saya bagi teman-teman terutama yang bukan orang jawa dan yang masih suka berpandangan sempit, berburuk sangka, berkata' nyinyir'


Saya mencoba maklum manakala  teman-teman yang seperti saya sebutkan diatas suka resah, gelisah dan bicara asal tentang keluarga Jokowi, ya barangkali karena kurang piknik.  Tetapi manakala keluarga termuda Jokowi yaitu cucu pertama yang buah cinta putra sulungnya, Gibran dan Selvi Ananda juga di ‘nyinyiri’, ini memang sudah keterlaluan dan sama sekali nggak bisa di nalar.

Seperti banyak diberitakan di media , terutama media sosial, tentang kelahiran cucu pertama presiden  yang diberi nama JAN ETHES SRINARENDRA. Istri Gibran melahirkan anak pertamanya, hari Kamis (10/3/2016) sekitar jam 09.38 di RS PKU Muhhamadiyah Solo, Jawa Tengah. Bayi  lahir sehat, berjenis kelamin laki-laki dengan bobot 3,09 kg dan panjang 48,5 cm ini lahir lewat persalinan caesar yang dipimpin tim dokter  Dr. Soffin Arfian Sp.Og.

Beberapa  hari kemudian, setelah  cucu Jokowi diberikan nama  JAN ETHES SRINARENDRA,  berunculan nada sumbang, nyinyir dari beberapa haters yang sebenarnya tidak paham tetapi berlagak paham dengan arti dari nama cucunya Jokowi. Antara lain mengatakan kalau nama bayi tersebut bukan nama islami alias kafir. 

Bagi yang bukan  orang jawa dan yang tidak paham makna dari sebuah nama dalam bahasa jawa, kiranya sebelum komentar perlu membaca ulasan singkat ini.

Nama Jan Ethes Srinaredra, adalah nama jawa, jangan terkecoh seperti nama asing karena melihat nama depan yang mengunakan kata Jan. Ini bukan nama asing tetapi  nama jawa yang artinya Sangat, Amat, Sungguh. Misalnya digunakan dalam kalimat seperti ini:

“Jan enak tenan masakanmu” artinya : Sungguh sangat enak masakanmu
Atau
“Jan ganteng tenan bocah kuwi” artinya : Anak itu sangat ganteng
Atau
“Jan pinter tenan,” artinya : Sangat pintar 

Kemudian nama kedua, ETHES
Seperti kata JAN, kata ETHES  adalah kosa kata yang biasa  diucapkan di dalam percakapan di Jawa. Bahkan ibu saya sering kali mengucapkan kata ETHES saat melihat cucunya yang lincah,  ceria, tidak gampang capek dan selalu energik, lari kesana kemari dan bermain. ETHES ini bermakna : Lincah, segar, sehat, bugar, tidak gampang lelah, selalu energik, cekatan.

Misalnya diterapkan dalam kalimat :
“Bocah kok ethes tenan, ora tau gampang kesel”, artinya : Anak kok sehat sekali, tidak pernah mudah capek.
Atau
“Kowe kok ethes men tho, cak cek tandang gawe,” artinya : kamu kok cekatan sekali, gesit mengerjakan pekerjaan
Dan lain-lain
Sementara untuk arti SRINARENDRA  adalah pemimpin yang  baik. 
Jadi kira-kira harapan dan doa Gibran kepada anaknya, kelak menjadi pemimpin baik yang sangat cekatan , seperti mbah kakungnya (Jokowi).

Kenapa Gibran memberikan nama tersebut?
Menurut saya, Gibran sangat menghargai budaya local yang adiluhung , penuh makna dan mempunyai harapan yang  mendalam.  Ia tidak lupa pada akar budaya, wong Solo meskipun lama mengecap pendidikan di luar negeri. Ia  ingin nguri-nguri budaya jawa, ingin terus melestarikan budaya jawa.

Gibran luar biasa, anti meanstream, pada saat orang muda sekarang banyak yang menamakan keturunannya dengan nama ‘modern’ , kebarat-baratan dan cenderung nama yang masa kini, tetapi ia memilih nama yang jarang digunakan, dari jawa demi melestarikan kearifan local.

Selain itu, Gibran nyakin bila ia harus terus menguatkan identitas, jati diri keluarganya agar tidak  tercerabut dari akar budayanya. Ia memperkuat akar budaya dengan cara yang mungkin bagi orang lain tidak terpikirkan. 

Nah, barangkali ini yang sekarang jarang terpikirkan oleh kita-kita. Menguatkan jati diri dari hal paling sederhana , menguatkan akar budaya dari bawah.**








Tidak ada komentar: